Jul 9, 2012

Review: BlackBerry Curve 9220


We need to talk


Setelah lama nggak nge-review gadget, akhirnya dapet kesempatan lagi. Kali ini saya mau review BlackBerry keluaran terbaru RIM: Curve 9220. Beberapa sih nyebutnya Davis.

Hardware dan desain
RIM masih faithful banget soal desain. Desain Curve 9220 ini semacam kombinasi dari keyboard dan layar dari BlackBerry Gemini (8520), keempat tombol navigasi dari Bellagio (9790) serta bagian belakang dari Apollo (9360). Tidak ada isu khusus terkait ergonomi, bodi sih nggak tipis-tipis banget tapi nyaman digenggam, ringan dan masih pocketable. Satu-satunya turn off bagi saya pribadi adalah penutup baterai yang glossy dan rawan sidik jari. Varian warna putih harusnya lebih "aman" untuk penggunaan sehari-hari.




Layar cukup terang dan performa di luar ruangan bisa diandalkan. Resolusi tergolong rendah untuk standar 2012, piksel masih bisa terlihat oleh mata. Ponsel entry-level memang harus berkompromi, sih, dan RIM memutuskan Curve 9220 harus berkompromi di sektor layar ini (dan sektor lainnya). Posisi speaker strategis di bodi bagian bawah sehingga keluaran speaker tetap kencang ketika device diletakkan di meja. Tombol volume, shutter kamera, dan shortcut BBM terbuat dari dari bahan rubbery dan tidak menimbulkan isu. Pengguna BlackBerry pasti sudah familiar dengan ini. 

Keyboard didesain dengan masing-masing tombol terpisah dan nyaman digunakan, meski tidak seempuk 9790. Trackpad juga responsif. Keluaran suara dari earpiece cukup bagus, suara panggilan terdengar jelas.


Software dan performa
Curve 9220 hadir dengan OS 7.1 tanpa layar sentuh. Versi OS ini jauuuuuuuuh lebih user friendly dibandingkan dengan OS 5 pada Gemini, tetapi tidak begitu jauh berbeda dibandingkan OS 6 pada Curve 9300. Tampilan terbagi dalam 5 panel: All (menampung semua aplikasi dan isi main menu), Favorites, Media, Downloads (aplikasi hasil download dari AppWorld maupun sumber lain),  dan Frequent. User bisa mengatur panel mana saja yang ingin ditampilkan. Shortcut ke website, kontak, atau file multimedia juga bisa ditampilkan di homescreen ini. Terdapat notification bar di bawah jam, yang menampung notifikasi penting dan menjadi shortcut ke aplikasi yang bersangkutan (misal, notifikasi 'New email' akan membuka inbox email jika diklik). Status bar teratas juga menjadi shortcut ke settingan penting seperti toggle untuk jaringan seluler, WiFi, Bluetooth, alarm, dan opsi lainnya. RAM sebesar 512MB dan prosesor 800MHz memberikan perbedaan yang signifikan dibanding beberapa seri terdahulu. Performa sehari-hari tergolong bagus. Jarang ditemui lag atau restart.

Fitur-fitur organizernya tidak jauh berbeda dari device dengan spesifikasi lebih tinggi. Push email bisa diandalkan dan dilengkapi dengan menu setup yang mudah digunakan bahkan bagi pengguna yang pertama kali menggunakan BlackBerry device. BBM hadir dengan fitur connected apps (Twitter, Foursquare atau yang lain) untuk pengalaman berbagi lebih kaya. Tombol shortcut BBM hadir untuk memudahkan akses, tapi bila tidak sreg bisa di-customize jadi shortcut yang lain.

Nah, ini selling point terbesar dari Curve 9220: baterai. Surprisingly, kinerjanya jauh lebih bisa diandalkan daripada saudaranya yang lebih mahal. Penggunaan sedang-berat bisa tahan sampai 12 jam. Saya sendiri menggunakan push email dari 3 akun secara real time, beberapa menit memutar musik dan video (total nggak sampai setengah jam per hari), browsing yang cukup sering (mungkin 1-2 jam per hari), serta update Twitter yang......sering banget.  Secara umum device cukup di-charge pada malam atau pagi hari saja.

GPS. Kinerjanya bisa diandalkan untuk memandu kita di jalan. Tapi dari pengalaman saya, Curve 9220 membutuhkan waktu sedikit lebih lama dibandingkan Bold 9790 soal locking posisi awal.

BlackBerry Protect seperti biasa juga sudah pre-installed, cukup penting untuk mem-backup dan restore BlackBerry secara remote, di samping fungsi lainnya. Data-data seperti kontak, kalender, tugas, memo, bookmark website, sms, dan password bisa di-backup, tetapi kontak BBM tidak di-support oleh aplikasi ini. Bagi yang suka mencoba-coba aplikasi atau game baru, ada BlackBerry AppWorld. Tidak ada NFC ataupun kompas digital. Beberapa aplikasi chat juga ada.

Kalender bisa disinkronisasi dengan Google Calendar, Facebook, dan akun email lainnya.
Tersedia juga Social Feeds untuk mengumpulkan update dari Facebook, Twitter, BBM, dan RSS lainnya. Untuk fitur berjejaring sosial yang lebih lengkap, aplikasi Facebook dan Twitter sudah pre-installed. Urusan dokumen dan attachment email, ada Documents To Go yang mampu menampilkan file PDF dan mengedit dokumen dan spreadsheet.



Multimedia
Kamera. Tidak ada kejutan di sektor ini, Curve 9220 membawa kamera 2 megapiksel tanpa flash ataupun autofokus. Hasil jepretan outdoor biasa saja, sesekali muncul purple tint (foto pohon) dan blownout (foto landscape kota). Detail dan reproduksi warna cukup bisa diterima, meski kadang oversharpened sehingga muncul efek cat air. Untuk berbagi cepat di jejaring sosial sudah cukup, sih. Hasil jepretan di low light ya gitu deh. Oh ya, kamera ini juga miskin settingan; hanya ada 2 pilihan scene (auto dan night), geotagging, dan pilihan resolusi (1600x1200, 1024x768, 640x480). Untuk judgment sendiri, silakan klik masing-masing sampel foto di bawah. 



Video. Curve 9220 merekam video resolusi maksimum VGA @ 30fps dalam format mp4, tetapi unit yang saya tes hanya merekam sampai 15fps. Tergolong standar untuk ponsel range sekian. Pengambilan video dalam kondisi rendah cahaya menurunkan kualitas rekaman dengan signifikan (sama seperti ponsel lainnya). Surprise-nya, video player bisa memutar video dalam ukuran HD 720p.



Musik. Tampilan pemutar musik terdiri atas album art, ID tag, tombol kontrol playback, dan beberapa settingan-cepat yang umum. Ada 12 pilihan setting equalizer yang bisa dipilih. Kualitas suara yang dikeluarkan cukup bagus. Bass dan stereo cukup terasa, meski tidak nendang-nendang banget. Saya rasa Curve 9220 cukup bisa menghibur di saat senggang. Keluaran speaker bertenaga namun tidak terlalu cempreng. BlackBerry Curve juga dilengkapi dengan radio FM. Fitur yang dibawa standar saja, seperti play/pause, scanning stasiun radio, daftar stasiun favorit dan playback melalui loudspeaker. Meskipun begitu, langkah RIM ini cukup bisa diapresiasi. Ada 2 games, keduanya klasik dari RIM; BrickBreaker dan Word Mole.


Konektivitas wireless mengandalkan WiFi dan jaringan yang mentok di EDGE. Saya nggak tau kenapa di era penemuan Higgs boson ini masih ada ponsel cerdas dengan konektivitas EDGE. Kompromi di sektor layar dan kamera oleh RIM masih bisa saya terima. 

Browser cukup mumpuni dan bisa membuka beberapa tab sekaligus, di samping fitur lain seperti support Java script dan quick share ke jejaring sosial. Loading agak lambat dan kadang gagal loading akibat konektivitas EDGE (separuh dosa ditanggung penyedia layanan BIS). Alternatif dengan WiFi adalah pilihan yang masuk akal bila Anda berada dalam area hotspot.



Pendapat pribadi
Agak susah saya menyebut Curve 9220 ini adalah upgrade dari Gemini, mungkin lebih tepat disebut "a refresh and replacement for 8520 on the emerging market" kali ya. Beberapa fitur memang lebih baik dibandingkan Gemini, tapi beberapa fitur lain tidak memperbaiki kehadiran Curve 3G (9300). Positioning yang di bottom banget bukan berarti memotong fitur dengan agresif. Coba kalau price point segini diisi oleh Curve 9320.

Verdict: OS 7 paling affordable, keyboard yang bisa diandalkan, kapasitas baterai dan pengalaman sharing dengan BlackBerry cukup menjadi pertimbangan jika ingin membeli ponsel ini. But if you can't live on the EDGE, please consider Curve 3G. OS 6 does not look that bad. Or Curve 9320.

LOVE: Battery, keyboard, OS 7, good organizer skillsets, battery. Did I mention battery twice?

HATE: EDGE, bloody battery cover.


1 comment: